Ninja sangatlah identik dengan Jepang. Sebenarnya ninja bukanlah fiksi atau isapan jempol belaka tapi sungguh ada. Masih ada beberapa ninja yang nyata di Jepang hingga saat ini.
Salah satunya adalah Jinichi Kawakami. Pria 63 tahun ini adalah ninja terakhir di Jepang.
Dilansir dari dailymail.co.uk, Kawakami ialah pemimpin ke 21 klan Ban, sebuah dinasti ninja rahasia yang ada sejak sekitar 500 tahun lalu.
Ia sudah mulai berlatih seni kuno ninjutsu sejak berusia 6 tahun di bawah rezin master Buddha, Masazo Ishida.
Untuk meningkat konsentrasinya, ia menghabiskan berjam-jam untuk menatap lilin sampai ia merasa berada di dalamnya.
Untuk mengasah pendengarannya, ia akan berlatih mendengarkan jarum yang dijatuhkan ke lantai kayu di kamar sebelah.
Dia memanjat dinding, melompat dari ketinggian, dan belajar bagaimana mencampur bahan kimia yang menyebabkan ledakan dan asap.
Dia juga dilatih untuk menahan panas dan dingin yang ekstrem serta pergi berhari-hari tanpa makanan atau air.
“Saya dipanggil ninja terakhir karena mungkin tidak ada orang lain yang bisa mempelajari semua terampilan yang diturunkan langsung dari guru ninja selama lima abad terakhir,” ungkap Kawakami.
“Sudah tidak ada lagi ninja.”
Tapi Kawakami telah memutuskan untuk membiarkan seni itu mati bersamanya. Sebab ninja dinilai
‘tidak sesuai dengan zaman modern’.
“Kami tidak dapat mencoba membunuh atau meracun. Bahkan jika kami mengikuti cara membuat racun, kami tidak bisa mencobanya,” terangnya.
Salah satunya adalah Jinichi Kawakami. Pria 63 tahun ini adalah ninja terakhir di Jepang.
Dilansir dari dailymail.co.uk, Kawakami ialah pemimpin ke 21 klan Ban, sebuah dinasti ninja rahasia yang ada sejak sekitar 500 tahun lalu.
Ia sudah mulai berlatih seni kuno ninjutsu sejak berusia 6 tahun di bawah rezin master Buddha, Masazo Ishida.
Untuk meningkat konsentrasinya, ia menghabiskan berjam-jam untuk menatap lilin sampai ia merasa berada di dalamnya.
Untuk mengasah pendengarannya, ia akan berlatih mendengarkan jarum yang dijatuhkan ke lantai kayu di kamar sebelah.
Dia memanjat dinding, melompat dari ketinggian, dan belajar bagaimana mencampur bahan kimia yang menyebabkan ledakan dan asap.
Dia juga dilatih untuk menahan panas dan dingin yang ekstrem serta pergi berhari-hari tanpa makanan atau air.
“Saya dipanggil ninja terakhir karena mungkin tidak ada orang lain yang bisa mempelajari semua terampilan yang diturunkan langsung dari guru ninja selama lima abad terakhir,” ungkap Kawakami.
“Sudah tidak ada lagi ninja.”
Tapi Kawakami telah memutuskan untuk membiarkan seni itu mati bersamanya. Sebab ninja dinilai
‘tidak sesuai dengan zaman modern’.
“Kami tidak dapat mencoba membunuh atau meracun. Bahkan jika kami mengikuti cara membuat racun, kami tidak bisa mencobanya,” terangnya.
loading...